-->

RESENSI NOVEL ARAH LANGKAH - FIERSA BESARI

RESENSI NOVEL ARAH LANGKAH – FIERSA BESARI

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Apa kabar kawan sekalian, sebangsa setumpah darah dan sebahasa ataupun yang diluar sana?
Selamat menjalani hidup kalian wahai pecinta buku, ahli kitab, atau apapun itu julukan orang yang senang membaca buku. Waduhuh, setelah sekian lama saya tidak upload nih, hehe .. Maklum, saati ini saya sedang punya misi perkuliahan, semoga saya dan kita semua yang sedang kuliah maupun menuntut ilmu dimanapun diberi kemudahan selalu dan dapat mencapai segala asa dan mimpi kita semua. Alhamdulillah Tuhan mengizinkan saya kali ini memposting sebuah resensi sebuah novel, yang sebenarnya sudah lama terbit, namun eksistensinya masih sangat merajalela baik di kalangan pemuda maupun yang sudah muda.
Ahh, bicara soal muda tak ada habisnya, langsung kita ke to the point, disini saya uraikan resensi novel karya “Bung” atau yang lebih dikenal dengan Fiersa Besari. Sebelum kita masuk ke resensi karya nya yang berjudul Arah Langkah, kita simak dahulu sedikit tentang profil dan kepengarangan Bung.

PROFIL DAN KEPENGARANGAN


FIERSA BESARI, biasa disapa “Bung”, ialah seorang lelaki beruntung kelahiran bandung 3 maret.Menyelesaikan pendidikannya di SMPN 81 Jakarta, SMAN 42 Jakarta, StiMB Bndung D1 Vokal, dan terakhir di STBA Yapari ABA Sastra Inggris, Bandung. Namun, didasari oleh kecintaannya pada dunia musik, Bung malah berujung membuka studio rekaman, yang  membuatnya mengenal banyak musisi, sekaligus mengembangkan karir musiknya. Ia kemudian merilis bebrapa album solo sejak tahun 2012, sebelum mengalami fase patah hati, dan akhirnya berkelana keliling Indonesia selama tujuh bulan untuk mencari jati diri.
Sekembalinya Bung di penghujung 2013, dirinya menjadi lebih mencintai dunia tulis menulis. Meski seringkali terendus aroma cinta dalam karya-karyanya, namun Bung selalu menyisipkan pesan humanisme dan sosial.
Karya pertama Bung berjudul “Garis Waktu”, berisi tentang rangkuman beberapa tulisannya dalam kurun waktu 2012-2016. Sementara “Konspirasi Alam Semesta” merupakan album musik yang pernah ia rilis pada tahun 2015, yang kemudian dipadu padan dengan naskah, hingga akhirnya lahir kembali dalam bentuk buku pada tahun 2017.
Selain menulis, Bung juga aktif sebagai pemain musik, penangkap gerak, dan pegiat alam. Berikut beberapa capaian yang pernah dialami Bung :
2017
- Brand Ambassador untuk EIGER Adventure.
- Buku "Konspirasi Alam Semesta" (diterbitkan oleh penerbit mediakita).
2016
- Buku "Garis Waktu" (diterbitkan oleh penerbit mediakita).
- Menggagas gerakan Aksi Menulis.
- Membuat perpustakaan kecil bernama Ruangan Imajinasi.
2015
- Album "Konspirasi Alam Semesta" (diproduksi oleh More CPH).
- Menggagas komunitas Pecandu Buku.
- Membuat BVNG (clothing bermuatan kata-kata bijak).
2014
- Membuat kelompok musik Kerabat Kerja.
2013
- Tujuh bulan berkeliling Indonesia (April-November).
- Album "Tempat Aku Pulang" (diproduksi oleh Ruangan Imajinasi).
2012
- Album "11:11" (diproduksi tanpa label).
2011
- Memotret untuk kebutuhan komersil bersama 3 Lines Photography (sudah bubar).
2009
- Membuat studio rekaman profesional bernama Tracking Away (sudah ditutup).

Nah, itulah sedikit tentang profil dan kepengarangan dari penulis, sekarang mari kita ulas salah satu karya bukunya yang berjudul Arah Langkah.

“Sejauh apapun jalan yang kita tempuh, tujuan akhir selalu rumah”



Salah satu ungkapan yang dikatakan Bung dalam buku ini, untuk kisah komprehensifnya bisa kalian baca dalam bukunya teman-teman, selamat membaca..

IDENTITAS BUKU

Judul Buku :  Arah Langkah
Penulis :  Fiersa Besari
Penyunting :  Juliagar R. N.
Penyunting Akhir :  Agus Wahadyo
Desainer Cover :  Budi Setiawan
Penata Letak :  Didit Sasono
Penerbit :  Mediakita
Tahun Terbit :  2018 (Cetakan Pertama)
Kota Terbit :  Jakarta Selatan
Tebal Buku :  13 x 19 cm
Jumlah Halaman :  iv + 300 halaman
Nomor ISBN :  978-979-794-561-9
Harga :  Rp. 88.000,- (P. Jawa)
Kategori : Novel/Memoir

Sinopsis
Kisah cinta memnag tak selamanya mulus, terkadang bahkan sampai putus di tengah jalan, yang mengakibatkan patah hati yang berkepanjangan. Berawal dari rasa patah hati yang begitu mencekik, Fiersa Besari atau Bung memulai perjalanannya untuk menyusuri Indonesia, dengan alasan tentu saja, lari dari patah hati yang dialaminya.
“Lucu betapa patah hati bisa menuntn seseorang melakukan hal0hal dramatis dalam hidupnya. Jika patah hati meuntun beberapa orang untuk menilet tangan, menggantung diri, atau memaki di status media sosial, patah hati justru menuntunku untuk berkelana, Menyusuri Indonesia!pekikku bangga” (Arah Langkah: hlm. 6)
Dengan dua orang sahabatnya Bung, yaitu Prem atau Anisa Andini dan Baduy,  melakukan perjalanan yang menantang, menyaksikan secara langsung keindahan yang ada di negeri ini, yang bahkan berbeda dari yang bisa kita lihat di layar kaca. Perjalanan tiga pengelana backpacker ini dimulai pada tahun 2013 April, dengan alasan dan tujuan yang berbeda, ada Prem yang ingin melihat keindahan Indonesia sebelum dirinya mesti disibukkan dengan dunia kerja. Ada Baduy yang ingin menjajal kemampuannya menyelam di berbagai lautan di negeri ini. Dan Bung, yang berangkat tanpa kesiapan rute dan tujuan pasti. Entah mencari jati diri atau melarikan diri, apapun itu Bung pergi karena tidak kuat bercengkrama dengan kenangan yang tersimpan di sudut-sudut Kota Bandung, tentu saja apalagi kalau bukan karena patah hati. Mereka mulai meninggalkan Kota Bandung menuju tujuan pertama yaitu Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Dengan modal materi yang pas-pasan dan tekad yang bulat tiga pengelana mulai menyusuri Indonesia dari ujung barat sampai ujung timur. Namun perjalanan tak selamanya mulus, banyak halangan dan juga kegelisahan yang dialami. Bahkan terkadang harus bertengkar karena berbeda opini, tapi mereka bisa mengatasi dan segera melanjutkan perjalanan kembali.
Bahkan di tengah perjalanan satu per satu kawan Bung mulai mengundurkan diri dari perjalanan ini, membuat situasi merasa tidak mendukung. Meski begitu, Bung selalu ingat apa yang diakatakan seorang kawannya yang dikenal lewat media sosial, bahwa dimanapun kita berada, kita tidak pernah sendiri. Namun, akankah Bung melanjutkan perjalanannya menyusuri Indonesia sampai ke bagian timur?

Unsur Intrinsik
Tema : Sebuah Catatan Perjalanan, Persahabatan dan Keluarga
Tokoh dan Penokohan :
Bung atau Fiersa Besari, seorang dengan perawakan kecil namun tekadnya yang begitu besar sehingga dia mampu menaklukkan Indonesia. Dikenal juga sebagai seorang pegiat seni musik dan jug fotografi.
Prem atau Anisa Andini, seorang wanita berkacamata yang lebih mirip Velma teman Scooby-Doo, cerewet dan paling bawel jika berurusan dengan apapun, namun dibalik sifatnya itu dia seorang tangguh dan kuat, bahkan sempat dijuluki Bang Prem oleh orang yang ditemui di perjalanan.
Baduy, seorang pemuda kekar berambut cepak, yang pengalaman di alamnya sudah terbilang profesional, memiliki keahlian dalam menyelam dan bertekad untuk bisa menaklukkan lautan yang ada di Indonesia, dia juga memiliki bisnis tour and travel dan bisa dibilang mapan.
       Sisanya , bisa ditemukan di dalam buku ya.. haha.
Alur : Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju dimana cerita yang ditulis sangatlah runtut dan sinkronis antara kejadian satu dengan yang lainnya.
Sudut Pandang : Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang orang pertama, dimana penulis memang menceritakan kisah perjalanannya secara langsung dan tertulis.
Amanat :
Di dalam novel bukan banyak yang dapat kita ambil pelajaran, salah satunya kita tidak bisa menganggap benar apa yang dikatakan orang lain, sebelum kita menyaksikan dan merasakannya sendiri.
Dalam novel ini pula, kita banyak belajar bahwa dimanapun kita berada, kita semua adalah keluarga, tanpa memandang agama, ras, suku dan budaya. Ketiga pengelana ini pun mampu berbaur dan bersahabat dengan orang-orang yang ditemuinya.
Darisini kita juga bahwa selain bahasa Indonesia yang mempersatukan, ternyata ada satu lagi bahasa universal yang bisa mempererat satu sama lain, yaitu musik.
Dan masih banyak lagi amanat yang bisa kita dapat setelah membaca buku ini tentunya..

Resensi
Keunggulan Buku
Menarik, cerita perjalanan yang disajikan dalam buku ini terbilang rapih dengan penggunaan bahasa dan sastra yang berkorelasi dan sistematis. Membuat buku ini menarik untuk dibaca. Berbicara bukan hanya soal cinta, tapi persahabatan, sosial, keluarga dan juga alam sekitar. Membaca buku ini, menambah pengetahuan kita terutama daerah-daerah apa saja yang ada di negeri tercinta kita ini. Belajar mengenal adat dan tradisi, medekatkan diri kepada masyarakat, dan memanfaatkan media sosial untuk jalinan pertemanan.
Menantang, dengan perjalanan yang berliku dan penuh rintangan, menjadikan suatu tantangn tersendiri bagi tiga pengelana ini. Dan setelah membacanya, pembaca pasti akan tergugah untuk keluar dari zona nyaman dan bahkan bertekad untuk bisa menyusuri Indonesia sama seperti yang dilakukan Bung.
Dengan desain cover, seorang perempuan yang sedang bersiap untuk meloncat ke lautan, menjadi ciri khas tersendiri buat buku ini, dan mudah dikenalli. Format tulisan yang rapi, dan setiap bab diawali dengan satu kosa kata, dan pengertiannya seperti yang terdapat di KBBI, menurut saya ini unik. Terselip pula footnote dibagian bawah tulisan untuk memperjelas apa yang belum dipahami pembaca.

Kekurangan Buku
Kurang lebih buku ini saya kira tidak ada kekurangannya.

Kesimpulan
Novel ini bisa dikatakan sebuah memoar, karena isi yang di dalamnya merupakan cerita yang memang realistis terjadi adanya, merupakan kisah sejarah perjalanan yang menginspirasi dan juga menambah wawasan kita terhadap negeri ini.

Nah, itulah resensi dari salah satu buku Fiersa Besari yang berjudul Arah Langkah, semoga setelah membaca disini, kalian dapat lebih semangat dalam membaca dan membaca.

Wassalamu’alaikum wr. wb.(


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel